Sunday, March 30, 2008

Sistem Informasi Manajemen Bag.2

Sistem Informasi Manajemen Daur hidup dari pengembangan sistem1. Investigasi awal2. Analisa sistem3. Desain sistem4. Pengembangan sistem5. Pelatihan dan implementasi sistem6. Perawatan sistemA. Investigasi awalInvestigasi awal akan menentukan kebutuhan apa saja yang diperlukan bagi sistem informasi yang baru. Tugasnya:a. Mendefinisikan problem, informasi apa yang dibutuhkan dan oleh siapa, kapanb. Menyarankan sistem alternatifc. Mempersiapkan laporan singkat kepada tim manajemenB. Analisa sistem, data dikumpulkan tentang sistem yang sudah ada Tugasnya:a. Mengumpulkan data, menggunakan teknik observasi, interview, dan questionnaire dan melihat pada dokumen-dokumen yang telah lalu seperti chart organisasib. Menganalisa data menggunakan beberapa alat analisac. Menunjukkan hubungan antara input dan output dari dokumend. Tabel keputusan yang menunjukan keputusan apa yang harus diambil ketika kondisi-kondisi tertentu terjadi dan hasil apa yang dapat diharapkan menggunakan system flowchart dan juga data flow diagram.C. Desain sistem, terdiri dari:a. Mendesain sistem alternative menggunakan alat-alat pemrograman. Sistem kemudian dievaluasi feasibilitasnya secara ekonomi, teknikal, dan operasionalb. Memilih sistem yang paling baik, yaitu sistem yang fleksibel, aman, dan efektif dari sisi biaya c. Menulis laporan desain sistem, mendeskripsikan fase ini untuk manajemen.DFD biasanya digunakan untuk dokumen dan untuk menganalisa data flow dan informasi dalam sistem.D. Pengembangan sistema. Pengembangan perangkat lunaknyab. Pengadaan perangkat kerasc. Pengetesan sistem baruE. Pelatihan dan implementasi sistem Konversi adalah proses perubahan dari sistem lama ke sistem baru. Tipe-tipe konversi:a. Pendekatan langsung, meninggalkan sistem lama dan langsung memakai sistem yang barub. Pendekatan parallel, mencoba sistem baru hanya pada satu atau sedikit bagian dari organisasi c. Pendekatan bertahap, yaitu implementasi sistem secara gradual.F. Perawatan Sistema. Audit sistem, analist dari sistem membandingkan sistem yang baru dengan spesifikasi desain yang telah ditentukan di awal untuk melihat apakah sistem tersebut produktifb. Evaluasi secara periodik dan diperbaharui bila dibutuhkan

Sistem Informasi Manajemen Bagian 1

Informasi mengalir baik secara vertikal (diantara manajer) dan juga horizontal (diantara departemen). Informasi pada level manajemen:Top-level management akan lebih mementingkan gambaran besar dan perencanaan jangka panjang, memproyeksikan even-even yang mungkin terjadi di masa depan.Mid-level management akan lebih mementingkan system control dan perencanaan, serta implementasi tujuan jangka panjang.Level Supervisor akan lebih berfokus pada kontrol operasional harian, memonitor even yang berlangsung dalam basis harian dan juga mensupervisi para pekerja.Hampir semua organisasi modern memiliki database terkomputerisasi yang mencatat aktivitas rutin harian yang kita kenal dengan transaksi. Ada beberapa level dari sistem informasi terkomputerisasi yaitu:Sistem Pemrosesan TransaksiMensubstitusikan pemrosesan berbasis komputer dari pencatatan manual, berhubungan dengan proses rutin yang telah terstruktur termasuk aplikasi pencatatan. Contohnya:Terdapat pada sistem informasi akuntansi yang mengontrol setidaknya 6 aktivitas:· Pemrosesan sales order – pencatatan pesanan dari konsumen· Account Recievables – memperlihatkan uang yang masih “tertahan” di kustomer (uang piutang)· Sistem pembelian dan inventory – ketersediaan perlengkapan dan barang jadi dan barang-barang persediaan dan servis yang telah dibeli· Account payable – menunjukan hutang· Pembayaran – menunjukkan cek, pembayaran gaji, tunjangan, dll.· Buku besar – menunjukkan semua transaksi di atasSistem Informasi ManajemenMenyediakan input yang digunakan dalam proses penentuan keputusan manajerial, berfungsi untuk mendukung situasi pengambilan keputusan yang terstruktur dimana kebutuhan informasi dapat diantisipasi. Sistem informasi manajemen membutuhkan sistem manajemen database untuk mengintegrasikan database kepada departemen-departemen yang berbeda.Sebuah SIM dapat mengeluarkan laporan yang berbeda-beda:· Laporan periodic – dikeluarkan dengan interval yang regular· Exception report – menunjukan even-even yang belum diperhitungkan sebelumnya· Laporan permintaan – dikeluarkan pada saat dibutuhkan (on-demand)3. Sistem Pendukung Pengambilan KeputusanMenyediakan informasi kepada manajer yang harus membuat keputusan dalam situasi-situasi tertentu, mendukung pengambil keputusan dalam situasi yang tidak terstruktur dengan baik. DSS (decision support system) terdiri dari pengguna, software, database, dan model pengambilan keputusan yang memberikan sistem tersebut kemampuan analitis.4. Sistem Support EksekutifSistem berbasiskan computer yang kompatibel dengan gaya kepemimpinan manajemen dan tanggung jawab eksekutif.5. Expert Support SystemSebuah program computer yang menggunakan data dan aturan-aturan tertentu untuk menyerupai keputusan yang mungkin dibuat oleh pakar. Sistem ini didesain untuk mendukung penggunanya dengan merekomendasikan keputusan yang spesifik, merekomendasikan aksi, atau membuat prediksi.6. Work Group Support SystemSistem otomatis yang diarahkan untuk membuat pekerja semakin produktif dengan mengubh struktur dan aktifitas dari kantor dan juga work group lainnya.

Monday, March 03, 2008

KONSEP DASAR WIRELESS LAN


Teknologi Wireless LAN menjadi sangat popular saat ini di banyak applikasi. Setelah
evaluasi terhadap teknologi tersebut dilakukan, menjadikan para pengguna merasa puas
dan meyakini realiability teknologi ini dan siap untuk digunakan dalam skala luas dan
komplek pada jaringan tanpa kabel.
Wireless LAN bekerja dengan menggunakan gelombang radio. Sinyal radio menjalar dari
pengirim ke penerima melalui free space, pantulan, difraksi, Line of Sight dan Obstructed
LOS. Ini berarti sinyal radio tiba di penerima melalui banyak jalur (Multipath), dimana
tiap sinyal (pada jalur yang berbeda-beda) memiliki level kekuatan, delay dan fasa yang
berbeda-beda.
Awalnya teknologi ini didesain untuk aplikasi perkantoran dalam ruangan, namun
sekarang Wireless LAN dapat digunakan pada jaringan peer to peer dalam ruangan dan
juga point to point diluar ruangan maupun point to multipoint pada aplikasi bridge.
Wireless LAN di desain sangat modular dan fleksibel. Jaringan ini juga bisa di
optimalkan pada lingkungan yang berbeda. Dapat mengatasi kendala geografis dan
rumitnya instalasi kabel.

FREKUENSI
Frekuensi yang dipakai adalah 2.4 Ghz atau 5 Ghz yakni frekuensi yang tergolong pada
ISM (Industrial, Scientific, dan Medial). Dalam teknologi W LAN ada dua standar yang
digunakan yakni :
1. 802.11 standar indoor yang terdiri dari :
a. 802.11 2,4 GHz 2 Mbps
b. 802.11a 5 GHz 54 Mbps
c. 802.11a 2X 5 GHz 108 Mbps
d. 802.11b 2,4 GHz 11 Mbps
e. 802.11g 2.4 GHz 54 Mbps
f. 802.11n 2,4 GHz 120 Mbps
2. 802.16 standar outdoor salah satunya adalah WiMAX (World Interoperability for
Microwave Access) yang sedang digodok penggunaannya di Indonesia.

TOPOLOGI
Topologi LAN Kabel
LAN tradisional menghubungkan PC ke komputer lainnya yang juga menghubungkan ke
file server, printer, dan perangkat jaringan lainnya dengan menggunakan kabel atau fiber
optik sebagai media transmisi.

Topologi Wireless LAN
Wireless LAN memungkinkan workstation untuk berkomunikasi dan mengakses jaringan
dengan menggunakan propagasi radio sebagai media transmisi. Wireless LAN bisa
menghubungkan LAN kabel yang telah ada sebagai sebuah extensi atau menjadi basis
dari jaringan baru. W LAN sangat mudah beradaptasi artinya dapat dirancang untuk
lingkungan dalam ruangan dan juga untuk luar ruangan seperti menghubungkan
gedung-gedung kantor, lantai produksi, rumah sakit dan Universitas.
Dasar dari blok wireless LAN disebut dengan Sel. Sel adalah area yang dicakupi oleh
Komunikasi Wireless. Areal cakupan ini tergantung pada kekuatan propagansi signal
radio dan tipe konstruksi dari penghalang, partisi dan atau karakter fisik pada lingkungan
dalam ruangan. PC Workstation, notebook, laptop, dan PDA dapat bergerak dengan bebas
di dalam areal sell.
Setiap sel Wireless LAN membutuhkan komunikasi dan traffic management. Yang mana
hal ini dilakukan oleh Access Poin (AP) yang mengatur komunikasi pada setiap wireless
station pada areal cakupan. Station juga saling berkomunikasi satu dengan lainnya
melalui AP, jadi proses komunikasi antar station dapat di sembunyikan antara satu dengan
lainnya. Dalam hal ini AP berfungsi sebagai relay.
AP juga dapat berfungsi sebagai brigde yakni penghubung antara wireless station dan
jaringan kabel dan juga dengan cell wireless lainnya.

Referensi :
[1] Uke Kurniawan Usman, Ir, Diktat Kuliah Sistem Komunikasi Bergerak STT
Telkom, Bandung, 2003
[2] Stalling W, Data and Computer Communication, Macmillan Publishing, 1985.
[3] Wireless Communication, http://www.breezecom.com